Kamis, 30 Mei 2013

Penyebab Karies Gigi

Mulut adalah bagian terpenting dari tubuh yang harus selalu dibersihkan karena dapat mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang secara keseluruhan. Sayangnya, sampai saat ini masih ada segelintir orang menganggap sepele kebersihan dari organ tubuh lainnya.

Kondisi gigi dan mulut yang kotor tidak hanya dapat menimbulkan bau mulut, tapi juga dapat menyebabkan kerusakan gigi. Kerusakan pada gigi biasanya disebabkan oleh karies gigi, yaitu sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri, gigi tanggal, infeksi pada ginjal, penyakit ginjal, dan bahkan kematian.
Faktor yang dapat menyebabkan karies gigi antara lain:
1.   Makanan manis
Mulut di huni oleh bakteri pemakan gula yang sangat menyukai makanan manis. Bakteri pemakan gula tersebut akan mengubah gula dan menyebabkan kondisi asam pada mulut yang dapat mengikis enamel gigi.
Hanya dalam waktu sekitar 20 detik setelah mengonsumsi makanan manis, bakteri sudah mengubah kondisi mulut menjadi asam yang dapat bertahan sampai setengah jam. Sehingga penting untuk menggosok gigi setelah makan makanan manis.
2.   Makanan asam
Makanan asam seperti jeruk dapat berkontribusi terhadap kerusakan gigi. Makanan asam berbahaya karena dapat menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi bakteri jahat dalam mulut. Makanan asam dapat mengikis enamel gigi dan menyebabkan gigi berlubang. Hindari makan makanan yang terlalu asam atau segera netralkan kondisi mulut setelah makan makanan asam.
Jangan langsung menyikat gigi setelah makan makanan asam, karena asam dapat melembutkan enamel dan membuatnya lebih rentan ketika disikat. Sebaliknya, bilas mulut Anda dengan air atau obat kumur dan tunggu hingga 30 menit sebelum menyikat gigi.
3.   Kebiasaan menggosok gigi
American Academy of Pediatric Dentistry merekomendasikan bahwa seorang anak harus memulai menjaga kebersihan mulut jauh sebelum tumbuh gigi. Bau mulut, noda pada gigi, atau gigi berlubang disebabkan karena perawatan mulut yang buruk sejak balita.
Ajari anak menyikat gigi setiap 30 menit setelah selesai makan atau setidaknya 2 kali sehari. Kunjungi dokter gigi untuk memperoleh saran perawatan gigi yang tepat untuk anak Anda.
4.   Genetika
Genetika memiliki pengaruh penting terhadap setiap perkembangan fisiologis alami manusia. Gen tidak hanya dapat menentukan warna rambut dan tinggi tubuh tetapi juga bertanggung jawab pada kondisi gigi.
Kekerasan enamel gigi juga dipengaruhi oleh faktor genetika, sehingga seberapa keras usaha untuk menjaga kesehatan gigi, berbeda dari orang ke orang. Penyakit periodontal yang disebut penyakit gusi, juga telah dikaitkan dengan genetika. Penyakit gusi tersebut dapat menyebabkan kerusakan serius pada jaringan dan tulang dari mulut sehingga mengakibatkan infeksi parah dan kehilangan gigi.
Tentu saja, gen bukanlah satu-satunya faktor yang memicu penyakit gusi. Gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok juga dapat memicu peradangan pada gusi dan menyebabkan kerusakan sel dan jaringan.
5.   Usia
Studi terbaru yang dilakukan oleh ilmuwan dari University of Illinois menemukan bahwa air liur bayi mengandung sejumlah bakteri yang dapat menyebabkan karies gigi pada balita. Sehingga perawatan gigi harus di perkenalkan sejak usia 19 bulan, tetapi penelitian ini menegaskan bahwa perawatan gigi harus dimulai sejak belum tumbuh gigi.
Orang dewasa juga dapat mengembangkan karies gigi karena beberapa alasan, diantaranya mengembangkan penyakit gusi yang mengekspos gigi terhadap bakteri. Faktor risiko yang lebih umum pada orang dewasa adalah kurangnya air liur, yang berisi cairan penetralisir asam dan membantu membersihkan sisa-sisa makanan.
Konsumsi obat seperti penurun tekanan darah tinggi dan obat untuk masalah jantung dapat mengurangi aliran air liur. Sikatlah gigi secara teratur dan batasi konsumsi minuman bersoda karena mengandung pemanis dalam jumlah tinggi yang berisiko terhadap karies gigi.

Benar sekali bapak, bahwa makanan dan minuman yang kita konsumsi dapat mempengaruhi pengeroposan gigi. Sekilas mengenai proses terjadinya gigi keropos, atau istilah medisnya adalah karies gigi. Karies gigi dapat terjadi akibat adanya ketidakseimbangan proses kehilangan mineral gigi (demineralisasi) dengan proses pengembalian mineral gigi (remineralisasi), yaitu ketika bakteri menghasilkan ion hidrogen dari hasil fermentasi sisa makanan dan minuman yang kita konsumsi pada saat pH rongga mulut kita dalam kondisi kritis atau asam (< 5,5) sehingga terjadilah pelarutan mineral-mineral di dalam gigi.
Kemudian akibat tidak adanya proses penyeimbangan pH, maka rongga mulut tidak dapat mengembalikan mineral-mineral yang hilang tadi, sehingga terjadilah pengeroposan gigi.

Hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya kehilangan mineral-mineral gigi ditimbulkan oleh berbagai kebiasaan buruk, antara lain:

1.    Frekuensi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat olahan diantara waktu makan utama kita.
2.    Paparan asam dari makanan dan minuman.
Dalam beberapa kondisi, karies-pun dapat diakibatkan oleh konsumsi makanan dan minuman yang asam misalnya minuman ringan berkarbonasi, sport drinks, cordial (minuman manis non-alkohol), dan jus buah. 
3.    Akumulasi dan retensi plak.
4.    Teknik dan frekuensi menyikat gigi yang salah.
5.    Asupan fluor yang kurang. 
Dapat diperoleh dari pasta gigi, air minum yang mengandung fluor, dan aplikasi fluor oleh dokter gigi. Sistem air minum yang mengandung fluor sudah diterapkan sejak lama di Luar Negeri, kandungan fluornya pun tidak boleh melebihi dosis karena akan membahayakan tubuh. Namun, di Indonesia belum diterapkan sistem air minum semacam ini.
6.    Serta faktor-faktor modifikasi seperti perubahan gaya hidup, kondisi medis secara umum, sosial-ekonomi, dan kepatuhan pasien juga berperan.

Cara mencegah gigi keropos, adalah dengan melakukan kebiasaan yang dapat mendukung proses pengembalian mineral-mineral gigi yang hilang melalui perawatan non invasif dibawah ini, antara lain:
1.    Mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat olahan dan asam diantara waktu makan utama kita.
2.    Meningkatkan asupan air minum anda.
Minumlah air mineral minimal 2 liter (8 gelas) sehari, sehingga aliran air ludah anda akan lebih banyak. Hal ini berfungsi sebagai pembersih alami bagi gigi-gigi anda, dan sebagai penetral kondisi rongga mulut anda yang asam. Kondisi mulut asam (pH rendah) dapat menyebabkan terjadinya demineralisasi gigi.  
3.    Melakukan pembersihan gigi.
Lakukan penyikatan gigi dengan teknik dan frekuensi yang tepat (artikel tanggal 10 Mei 2012 tentangjadwal menggosok gigi yang baik dan artikel 19 Juli 2012). Serta lakukan pembersihan mekanis tambahan bagi gigi menggunakan benang gigi (dental floss).
4.    Menggunakan agen antibakteri bagi rongga mulut.
Anda dapat menggunakan obat kumur klorheksidin sebagai agen antibakteri bagi rongga mulut anda. Penggunaannya tidak boleh lebih dari 2 minggu berturut-turut. 
5.    Menggunakan pasta gigi berfluor.

Faktor utama penyebab karies gigi antara lain makanan/minuman yang mains dan bisamenyebabkan terjadinya fermentasi karbohidrat (misalnya: coklat, permen, susu formula, jus)dan kurang memperhatikan kesehatan gigi dan mulut atau dengan kata lain kurangmenggosok gigi (Kuntari, 2008). Purnamastuti (2007) menjelaskan bahwa pemberian susuformula atau cairan manis di dalam botol yang terlalu lama menempel pada permukaan gigiserta makan manis dan lengket lainnya dapat menyebabkan terjadinya karies pada anak. Halini karena laktosa yang terkandung dalam susu dapat merangsang pertumbuhan bakteri
Streptococcus mutans,
yaitu bakteri yang sangat penting sebagai penyebab karies. Kondisi inidiperparah dengan ketidakpahaman orang tua terhadap frekuensi, intensitas, serta carapemberiannya. Pemberian susu formula dini dapat membawa dampak yang sangat merugikankarena bayi yang diberi susu formula lebih mudah terserang diare, alergi serta mengalamigangguan pertumbuhan, mulut, rahang dan karies gigi. Hal ini akan meningkatkan morbiditasdan mortalitas bayi (Susilowati, 2008). Karies gigi pada anak biasanya dapat menimbulkanrasa sakit/nyeri, demam, proses pengunyahan makanan akan terganggu, anak akan kehilanganselera makan, dan akhirnya menjadi kurus. Dalam hal ini secara tidak langsung karies padaanak akan mempengaruhi proses tumbuh kembang dan pertumbuhan gigi permanen anak.Gigi susu yang berlubang dapat menyebabkan gigi tersebut goyang dan tanggal prematur atauterpaksa dicabut sebelum waktunya. (Susanto, 2007).Mengingat resiko yang terjadi pada karies gigi berpengaruh terhadap proses tumbuhkembang anak, maka cara pencegahan yang lebih awal yaitu melalui pemahaman dan peranserta orang tua terutama ibu dalam memelihara kesehatan gigi anak. Menurut Soebroto(2009) agar mengurangi makanan/minuman manis dan mudah melekat pada gigi seperti yangbanyak mengandung gula, menggosok gigi secara teratur dan benar (dilakukan pada pagi,sore, dan menjelang tidur atau lebih baik bila dilakukan setiap selesai makan). Srigupta(2004) menambahkan agar menghilangkan plak gigi secara periodik, meningkatkan dayatahan gigi (menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor), berkumur dengan antiseptik,membersihkan gusi anak dengan kain/lap bersih setelah minum susu dan jangan biarkan anak minum susu formula sambil tidur. Susilowati (2008) berpendapat agar ibu mengutamakanpemberian ASI sekurang-kurangnya sampai bayi berusia dua tahun. Selain itu, penyuluhantentang pencegahan karies gigi di posyandu perlu dilaksanakan

3 komentar: